Kata-Kata Bijak Perihal Senja Part 1
Senja menyadarkanku, bahwa jelas itu tak selalu menemani
Katakanlah, saya terlalu terlena.
Kamu yaitu langitku. Langit yang selalu meneduhkanku, menemaniku kapanpun dan dimanapun saya berada. Langit biru yang selalu sanggup menenangkan hatiku. Begitu seterusnya kau kalau cahaya selalu menerangi, akan selalu sanggup kunikmati indahmu.
Namun hari tak selamanya siang. Aku terlalu nyaman sampai saya lupa kalau malampun akan datang. Senjalah yang menjadi penanda.
Katakan saja akulah mentari itu, yang jatuh cinta padamu hai langit. Seperti titah Tuhan, ada mentari, ada pula sang rembulan. Aku melupakan kehadirannya yang meminta senja menjemputku. Ya, saya harus menenggelamkan diri biar sang rembulan sanggup memikat sang langit, mengatakan cahaya indahnya, rupa cantiknya, yang hadirnya selalu diiringi kelip bintang-bintang angkasa.
Seperti itulah saya dan kamu, saya yang terlena dan terlalu nyaman akan hadirmu yang sekian usang menemaniku. Aku memang tak lagi peduli pada apa-apa yang menggodaku. Tapi saya terlalu dangkal untuk mengerti, bahwa banyak pula yang menggodamu, menginginkan hadirmu. Dan kau peduli pada itu. Saat itulah kau menentukan pergi, menyerupai langit yang menentukan rembulan daripada sang mentari.
Jika anda ingin membaca buku karya tere liye bisa klik link di bawah ini .