Novel Percy Jackson (Kutukan Bangsa Titan) – Rick Riordan
Novel Percy Jackson (Kutukan Bangsa Titan) – Rick Riordan
Bahaya yang tiba tak berhenti sampai di situ. Sesosok monster purba yang telah punah sampai ribuan tahun sekarang bangkit—monster yang dikabarkan sebagai pembawa simpulan zaman bagi dewa-dewi Olympus. Dan Artemis, satu-satunya dewi yang tahu cara melacaknya, tengah menghilang tanpa jejak. Kini, Percy dan teman-temannya, bersama dengan para Pemburu Artemis, hanya mempunyai waktu satu ahad untuk mencari dewi yang diculik dan memecahkan misteri monster yang tengah diburu. Percy dan kawan-kawan pun mengawali misi ini dengan dibayangi oleh tantangan paling berbahaya yang pernah mereka hadapi: ramalan mengerikan sang Oracle mengenai kutukan bangsa Titan. Siapa yang akan menghilang di dataran tanpa hujan? Dan siapa yang akan binasa di tangan salah satu orangtuanya?
“Rangkaian cerita yang memikat, peralihan legenda bangsa Olympia yang penuh humor ke seting dunia modern ... Pembaca akan menikmati membayangi diri mereka sendiri dalam problem sang satria muda—dan akan antusias untuk terus mengikutinya.”
Bahaya yang tiba tak berhenti sampai di situ. Sesosok monster purba yang telah punah sampai ribuan tahun sekarang bangkit—monster yang dikabarkan sebagai pembawa simpulan zaman bagi dewa-dewi Olympus. Dan Artemis, satu-satunya dewi yang tahu cara melacaknya, tengah menghilang tanpa jejak. Kini, Percy dan teman-temannya, bersama dengan para Pemburu Artemis, hanya mempunyai waktu satu ahad untuk mencari dewi yang diculik dan memecahkan misteri monster yang tengah diburu. Percy dan kawan-kawan pun mengawali misi ini dengan dibayangi oleh tantangan paling berbahaya yang pernah mereka hadapi: ramalan mengerikan sang Oracle mengenai kutukan bangsa Titan. Siapa yang akan menghilang di dataran tanpa hujan? Dan siapa yang akan binasa di tangan salah satu orangtuanya?
“Rangkaian cerita yang memikat, peralihan legenda bangsa Olympia yang penuh humor ke seting dunia modern ... Pembaca akan menikmati membayangi diri mereka sendiri dalam problem sang satria muda—dan akan antusias untuk terus mengikutinya.”