Menuju Kesempurnaan - Persepsi Dalam Pedoman Mulla Sadra

Download Ebook Menuju Kesempurnaan - Persepsi Dalam Pemikiran Mulla Sadra





Di dalam filsafat Mulla Shadra, persepsi bukan sekedar wacana epistemologi dan proses pengetahuan. Tetapi lebih dari itu, persepsi ialah upaya pergerakan diri insan untuk mendekati kesempurnaan Wujud Mutlak Allah Swt. Alih-alih menjelaskan epistemologi ketika membicarakan persepsi, dalam wilayah ini Mulla Shadra justru membicarakan sebuah ontologi yang menjelaskan hakikat wujud dan esensi (keapaan sesuatu) kemudian menimbulkan wujud sebagai terminologi kunci bagi landasan utama dari seluruh bangunan filsafatnya. Selain itu, Mullah Shadra juga menjelaskan tingkatan-tingkatan persepsi insan yang dihubungkan dengan tingkatan-tingkatan wujud dan mengatakan satu peta metodologis bagaimana perjalanan insan hingga pada hakikat kebenaran pemikirannya yang paling tertinggi (baca; akal). Untuk mengatakan landasan filosofis yang kokoh terhadap pemikirannya, Mulla Shadra mengemukakan suatu pandagan ontologis yang baru, yaitu gerakan trans-substansial (suatu gerakan perubahan yang terjadi pada diri sejati [keadaan jiwa] secara ruhani) yang kebanyakan filosof sebelumya tidak yakin akan hal itu. Di lain daerah Mulla Shadra juga menjelaskan bagaimana hubungan antara persepsi, gagasan epistemologis (yang mempersepsi) dan realitas ontologis (yang dipersepsi), melebur dan menyatu yang hadir dalam jiwa manusia; gagasan ini kemudian menjadi dasar pijakan ilmu khuduri. Tidak hanya itu, Mulla Shadra juga menjelaskan perihal proses penyucian dan penyempurnaan jiwa yang diperoleh melalui penyucian dan peyempurnaan persepsi dan pemahaman terhadap objek-objek akal. Sederhananya, klarifikasi panjang yang disampaikan dalam kitab al-Asfar yang akan diuraikan intisarinya dalam buku ini ialah untuk menjelaskan proses perjalanan insan yang harus ditempuh untuk hingga pada kesucian dan kesempurnaan diri.
Tepat di jantung pemikirannya, pandangan filsafat Mulla Shadra terang sangat berlawanan dengan pandangan teologi agama yang kaku dan bersifat dogmatis. Dengan kebiasan mencerca dan memaki dengan tuduhan kafir, sesat dan sejenisnya, menampilkan wajah agama menjadi menakutkan dan menakutkan. Sikap menyerupai ini, alih-alih membela Islam justru merusaknya. Ini pula yang dirasakan Mulla Shadra di ketika mengajarkan filsafatnya. pandangan filsafatnya ini mengakibatkan Mulla Shadra banyak dicerca dan dikafirkan oleh para penentangnya.
Meski demikian, dalam keadaan ini Mulla Shadra tetap menyampaikan kekonsistenan dan kerendahhatiannya dalam mencari kebenaran juga kearifannya dalam mengajarkan ilmunya kepada yang lain.



Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel