Islam Kemodernan Dan Keindonesiaan - Nurcholish Madjid

Download Ebook Islam Kemodernan dan Keindonesiaan - Nurcholish Madjid


Mendengar judul buku ini banyak sekali orang yang pro dan kontra dengannya, apalagi buku ini lahir dari seorang tokoh atau cendekiawan Muslim-Modernis atau lebih tepatnya Neo-Modernis dari Indonesia, yang sering-sering disebut penanam sekularisme di Indonesia, atau bapak sekularisme di Indonesia, ia ialah Nurcholish Madjid yang lebih erat disapa dengan Cak Nur.
Betulkah demikian, bahwa ia bapak sekularisme atau tokoh sekularisme di Indonesia? Atau itu pengalamatan yang salah atas selesai pemahamannya yang kurang sempurna sehingga menuduh Cak Nur demikian? Pemikiran Cak Nur dengan istilah-istilah yang sering ia lontarkan pun menjadi kontroversial di Indonesia ini, tentunya ada yang pro dan ada yang kontra.
Nah, jikalau kita baca pelan-pelan pembahasan yang ditulis Cak Nur di dalam buku ini, tentunya kita mampu memahami bagaimana maksudnya wacana sekularisme dan sekularisasi. Dua istilah tersebut bagi Cak Nur sangat berbeda artinya. Cak Nur tidak sependapat dengan sekularisme alasannya ialah ialah akan berujung kepada atisme, sedangkan Cak Nur tidak pernah menolak sekularisasi, alasannya ialah ialah beliau bukan paham atau ideologi. Sangat keliru mereka yang menuduh Cak Nur tertular mentalitas luar Islam.
Selain pembahasan pemikiran wacana sekularisme dan sekularisasi, di dalam buku tersebut, yang ditulisnya semenjak bermahasiswa (selama menempuh pendidikannya), beliau juga membahas wacana bagaimana mengawinkan keislaman, kemodernan dan keindonesiaan.
Banyak sekali tokoh-tokoh agama kita yang sangat alergi dengan modernisasi alasannya ialah dipelopori oleh orang-orang Barat. Cak Nur, dalam buku tersebut, membedakan kemodrenan dengan budaya yang tiba dari Barat (Westenisasi). Baginya, kemodernan itu sesuatu yang harus diterima alasannya ialah beliau tidak bertentangan dengan Islam. Kemodernan ialah suatu kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, di mana apabila kemajuan ini sanggup dekelola dengan baik, maka insan akan sanggup menjalankan dengan gampang pekerjaannya untuk kebaikan-kebaikan, kesejahteraan dan mewujudkan peradaban, tentunya Islam sudah pernah melewatinya. Sedangkanwesternisasi, harus ditolak, lantaran ialah ini perjuangan-usaha orang-orang Barat agar bangsa Indonesia mengikuti budaya-budaya mereka yang rusak. Upaya-upaya westernisasi ini mereka (bangsa Barat) lakukan dengan aneka macam cara.
Tokoh pemikir Muslim modernis ini (Cak Nur) beropini bahwa Islam harus dilibatkan dalam pergulatan-pergulatan modernistik. Islam jangan hanya ditempatkan pada program-aktivitas kesepakatan nikah, pemakaman, apalagi yang mistik-mistik. Keyakinan Cak Nur yang paling mendalam ialah bahwa tolong-menolong Islam ialah agama kemanusiaan dan juga agama yang faktual terhadap ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Tentunya, Islam yang dimaksudnya dalah Islam yang terbuka, agar mampu memainkan peranannya dalam dunia cukup umur ini. Terbuka bagi realitas sosial, realitas nasional, dan realitas global.
Islam, Kemodernan, dan Keindonesiaan yakni buku antologi yang ditulis dalam rentang waktu tak kurang sekitar dua dasawarsa, yang memuat pikiran-pikirannya wacana sekularisasi, kemodernan, keislaman dalam konteks nasional (Indonesia).
Seperti yang dikatakannya dalam kata pengantarnya, wacana apa faedah membaca buku ini, sudah tentu terserah kepada para pembacanya sendiri. Jika harus menyebut suatu faedah, barangkali yang cukup penting ialah penarikan pelajaran dari suatu proses pertumbuhan pemikiran. Dalam buku ini juga ada tulisan-goresan pena yang mungkin terasa bernilai romantis belaka, malah naif, tapi tentunya ada juga cukup serius. Sudah terang ia mustahil lepas sama sekali dari kesalahan, namun barangkali masih ada sesuatu yang mengarah kepada yang benar dan bermanfaat.
Kiranya biar kita tidak salah memahami pemikiran-pemikiran Cak Nur, alangkah baiknya kita membaca goresan pena-tulisannya, menyerupai dalam buku ini. Setelah itu, oke atau tidak oke dengan isi tulisan, tentunya kita harus mengatakan solusi lain atau pemikiran yang benar, kemudian memperbaiki pemikiran Cak Nur yang menurut kita salah. Terkait wacana sekularisme dan sekularisasi, yang heboh dibicarakan sekarang ini, sedikit-banyak buku ini mampu menjawab dilema-problem tersebut. Untuk itu, buku ini sangat perlu untuk dimiliki oleh setiap akademisi, pengamat sosial-politik, para praktisi dan juga para mahasiswa-mahasiswa Indonesia.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel