Asiyah Sang Mawar Gurun Firaun - Sibel Eraslan

Download Ebook Asiyah Sang Mawar Gurun Fir'aun - Sibel Eraslan



Dengan bangga, kami menghadirkan buku ini kepada para pembaca di Indonesia. Buku ini ialah salah satu dari 4 kisah perempuan penghuni nirwana karya penulis Turki, Sibel Eraslan. Buku lainnya yang telah terbit ialah Khadijah: Ketika Rahasia Mim Terungkap dan Fatimah Az-Zahra: Keindahan dari Karbala.
Buku  ini  mengisahkan  seorang  perempuan  mulia  yang memegang teguh akidah, bahkan hingga ketika pengecap api menjilat tubuhnya di tiang eksekusi penguasa zalim bergelar Fir’aun. Perempuan  mulia  ini,  Asiyah,  seorang  Ratu  Mesir,  yang menanamkan dengan besar lengan berkuasa di dalam hatinya pemikiran Tuhan yang Satu  seperti  yang  disampaikan  oleh  Nabi  Yusuf  A.S.  Asiyah, perempuan mulia yang tak silau oleh gemerlap kekuasaan dan nikmat.  Pada suatu waktu, ketika kembali sebagai Pembebas Mekah,  Rasulullah  Saw.  mengatakan  kepada  para  sahabat mengenai empat perempuan jago nirwana yang paling mulia, yaitu Khadijah putri Khuwalaid, Fatimah putri Muhammad, Asiyah putri Mudzahim, istri Fir’aun, dan Maryam putri Imran.
Kisah  ini  terbagi  dalam  dua  bagian  besar.  Bagian  awal disampaikan  dalam  bentuk  kiasan  lempeng-lempeng manuskrip yang mengisahkan Raja Akhenaten, penguasa Mesir yang  bijaksana  dan  meyakini  kebenaran  ajaran  Nabi  Yusuf, beriman kepada Tuhan yang Tunggal.  Keyakinan ini akibatnya menciptakan sentra pemerintahannya di Amarna luluh lantak oleh serangan pasukan musuh dari dalam kerajaannya sendiri yang ingin memulihkan kembali keyakinan terhadap banyak tuhan atau  dewa.  Bagian  ini  juga  mengantarkan  pembaca  untuk mengenal tokoh-tokoh utama.
Bagian  kedua  menceritakan  kisah  Ratu  Asiyah  yang  juga dikenal sebagai Yes atau Yes’a. Pembaca akan diajak menyelami perjalanan  hidup  Ratu  Asiyah  yang  besar  dalam  didikan Apa,  guru  yang  sangat  dihormatinya,  serta  kedua  pengiring setianya,  Tahnem  dan  Sare.  Bersama,  mereka  menjaga keimanan terhadap Tuhan yang Satu, seraya menyusun langkah menghadapi kelicikan dan pandangan haus kekuasaan Kepala Pendeta Haman dan Karonaim yang mengingkari asal-usulnya. Mereka ialah empat sekawan dari masa kecil, Asiyah, Ra, Ha, dan Ka. Namun, pada akibatnya mereka berpisah jalan, saling berhadapan sebagai lawan.
Asiyah lalu ditakdirkan menjadi permaisuri Raja Ra. Sang  Raja  kelak  bermimpi  mengenai  kelahiran  seorang  anak dari  Suku  Apiru  yang  akan  menjatuhkannya  dari  singgasana. Seorang  anak  yang  akan  menjadi  utusan-Nya.  Mimpi  ini berujung  pada  kegilaan  berupa  perintah  membunuh  setiap bayi  laki-laki  Apiru  yang  baru  lahir.  Namun,  kuasa  Illahi menentukan  bahwa  bayi  masih  merah  yang  dihanyutkan  ke Sungai  Nil  oleh  ibunya  akan  berjumpa  ibu  yang  lain,  Ratu Asiyah. Bayi ini ialah Musa.
Inilah  kisah  Asiyah,  Permaisuri  Fir’aun.  Keteguhan imannya ibarat aliran Nil yang tak lelah menyusuri jalannya menuju samudera luas, walau segala rintangan menghadang... Inilah kisah seorang perempuan yang tak silau oleh harta dan kekuasaan...


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel