Ramayana - Sunardi

Download Ebook Ramayana - Sunardi


Ramayana merupakan salah satu epos besar dari India yang dikarang oleh Resi Walmiki. kebanyakan orang mengenal Ramayana sebagai sebuah kisah yang menceritakan kisah cinta antara Rama dan Sinta yang dijahili oleh pihak ketiga: Rahwana. Anggapan ini yang menjadikan karya adi luhung ini justru terpelosok dalam kedudukan setara kisah Laila Majnun dan Romeo dan Juliet. Cukup disayangkan!
            Namun itu hanyalah pandangan dari permukaan saja. jikalau kita mau lebih mendalam mengikuti kisah Ramayana, tentu bukan hanya kisah cinta saja yang terekam. Banyak sekali pelajaran luhur dalam karya ini. Salah satunya yaitu kebaktian dan kesetiaan adik Prabu Rama Wijaya, Laksmana.
            Dikisahkan, di tengah hutan Dhandaka, muncul seekor kijang kencana yang sangat menarik perhatian Dewi Shinta sehingga ia meminta kepada Prabu Rama untuk menangkap kijang kencana itu, yang tak lain yaitu jelmaan Kala Marica, utusan Dasamuka. Melalui kijang kencana itu, Dasamuka berencana memisahkan antara Rama dan Shinta supaya ia sanggup dengan gampang menculik Shinta untuk dijadikan pendamping hidupnya.
           Sebagai suami yang penyayang, tentu Rama tidak mengabaikan undangan istrinya.  Ia segera mengejar kijang kencana itu ke hutan, menjauhi gubuk daerah tinggal mereka. Sebelum Rama pergi, ia sempat berpesan kepada adiknya, Laksmana, biar apapun yang terjadi jangan pernah meninggalkan Kakang Mboknya yaitu Dewi Shinta.
         Namun, skenario Dasamuka memang luar biasa cerdik. Setelah Rama jauh, balasannya kidang kencana itu tertembus panah Rama. Kijang kencana itu meronta menyerupai teriakan orang yang menggaung ke seantero hutan, bahkan hingga di indera pendengaran Shinta. Dan hal itu justru menciptakan Shinta khawatir akan keadaan suaminya. Maka ia menyuruh Laksmana biar menyusul Kakandanya. Laksmana menolak. Ia kukuh pada perintah Kakandanya biar tetap menjaga Shinta, apapun yang terjadi. Keteguhan Laksmana justru menimbulkan rasa curiga pada diri Shinta.
            “Berarti dugaan aku selama ini tidak meleset! Dhimas Laksmana yang enggan menjemput dan mencari Kanda Rama, ternyata ada udang di balik batu! jangan-jangan Yayi Laksmana sudah menaruh hati kepada istri kakanya sendiri! buktinya, Dhimas Laksmana malah membiarkan Kanda Rama dalam keadaan ancaman menyerupai kini ini!” (hal. 52)
Laksmana kaget mendengar prasangka jelek Shinta. Dan Shinta selalu memojokkan posisi Laksmana. Maka demi menunjukan bahwa prasangka Shinta tidaklah benar, maka dikala itu juga Laksmana mengucapkan sumpah untuk menjadi wadat (bramacahri). Sumpah itu tidak sekedar ucapan saja, tetapi juga dibuktikan dengan memotong kemaluan sendiri!
***
Dari petikan kisah ini, kita sanggup menarik sebuah pelajaran yang berharga, pelajaran wacana betapa bahayanya sebuah prasangka jelek dan harga yang harus dibalas atas sebuah nafsu yang bersifat sementara, serta nilai kesetiaan ucapan dan tindakan yang dicerminkan oleh Laksmana.
Buku ini, dalam segi kandungan, tak mengurangi esensi nilai yang ditawarkan naskah orisinil Wiracarita Ramayana. Hanya saja dalam penuturannya yang berbeda. Buku ini dituturkan dengan gaya drama wayang orang, dengan logat bahasa khas Jawa. Meski demikian, dongeng di dalam buku ini tidak serta merta serupa seri pewayangan Jawa yang memunculkan tokoh punakawan sebagai biro control. Satu hal yang berdasarkan aku cukup mengganggu yaitu gambar cover buku ini yang jauh kaitannya dengan Epos Ramayana!


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel